Jumat, 11 Maret 2011

Informed Consent

BIDAN PRAKTEK SWASTA
NY. NUR FAIZAH ISTIANI
SIPB: 146/SIB/11.17/IK/05
DS. AMBOWETAN KEC. ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
__________________________________________________________________________________

PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :…………………………………
Tempat/ Tgl Lahir :…………………………………
Alamat :…………………………………
Pekerjaan :…………………………………
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya.
Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari bidan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut di atas, sebagaimana berikut:

1. Diagnosis Kebidanan ………………….
2. Untuk melakukan pertolongan persalinan,perlu dilakukan tindakan ………………………………………………….
3. Setiap tindakan kebidanan yang dipilih bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan ibu dan janin. Namun demikian, sebagaimana telah dijelaskan terlebih dahulu, setiap tindakan mempunyai resiko, baik yang telah di duga maupun yang tidak di duga sebelumnya.
4. Penolong persalinan telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan pertolongan persalinan dan menghindarkan kemungkinan resiko, agar diperoleh hasil asuhan kebidanan yang optimal.
5. Semua penjelasan tersebut diatas, sudah saya mmmaklumi dan di jelaskan dengan kalimat yang jelas dan saya mengerti sehingga saya memaklumi arti tindakan atau asuhan kebidanan yang saya alami. Dengan demikian terjadi kesepahaman diantara pasien dan bidan tentang upaya serta tujuan tindakan, untuk mencegah timbulnya masalah hokum dikemudian hari.

Dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan mandate kepada suami saya atau wali saya yaitu:
Nama :………………………..
Tempat/ Tgl Lahir :………………………..
Alamat : ……………………….
Pekarjaan :………………………..

Demikian agar saya maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



Ulujami,.........


Bidan Suami/wali Yang memberi
Persetujuan



(Nur Faizah Istiani) ( ) ( )



Jumat, 14 Januari 2011

KEMANDULAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN PRIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELUARGA BERENCANA

Kemandulan pria :
Kemandulan merupakan suatu masalah bagi setiap pasangan pria dan wanita. Pada laki-laki salah satu penyebabnya ditentukan oleh sperma yang dikeluarkan.
Kriteria semen normal adalah :
konsentrasi ≥ 20 juta / ml

motilitas sperma > 50 %
bentuk sperma yang normal > 50 %
volume > 2 ml
Pada pria faktor-faktor kemandulan terdiri atas :
1.Faktor pretestikuler
Contoh :jika hormon FSH dan LH yang merangsang testis, produksinya menurun sehingga spermatogenesis akan terganggu. Keadaan ini disebut hipogonadotropin yang menyebabkan kelainan yang disebut hipogonadism.
2.Faktor testikuler
Contoh :- testis rusak akibat trauma (terpukul).
- infeksi (mumps orchitis) bila infeksi ini mengenai kedua testis akan menyebabkan kemandulan.
3.Faktor postestikuler
Contoh : infeksi gonore yang dapat menyebabkan penyumbatan epididimis sehingga walaupun testisnya baik dan sperma tetap diproduksi, tetapi sperma tersebut tidak dapat dikeluarkan.
Kontrasepsi pria
Kontrasepsi pria saat ini pada umumnya bekerja postestikuler. Yang sudah umum dikenal hanya 2 macam, yaitu :
1.Kondom (faktor kegagalan 12 %)
2.Vasektomi (memotong dan mengikat vasa deferens)
Keadaan ini menyebabkan sperma tidak dapat keluar tetapi semen tetap ada.
Merupakan suatu kontrasepsi yang paling efektif, murah dan aman.
Pada umumnya bersifat irrevesible
Pengikatan tersebut terjadi antibodi terhadap sperma.
Pada penelitian tentang kontrasepsi terhadap pretestikuler yaitu dengan pemberian antagonis LHRS yang mempengaruhi hipofisis sehingga kadar FSH dan LH menurun, yang akan menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.
Cara lain adalah dengan pemberian hormon androgen saja. Pemberian androgen dari luar ditambah produksi hormon androgen yang biasa maka kadar androgen dalam darah akan tinggi. Hal ini akan menyebabkan mekanisme umpan balik negatif terhadap hipofisis sehingga produksi LH dan FSH menurun. Penurunan kadar FSH dan LH akan menghambat spermatogenesis.
Telah pula dilakukan percobaan dengan memberikan kombinasi hormon androgen dan progesteron. Hasil yang diperoleh adalah terjadi 60 % azoospermia pada ras Kaukasia dan 97,7 % pada orang Indonesia dalam terapi selama 21 minggu.

KEMANDULAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN PRIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELUARGA BERENCANA

Kemandulan pria :
Kemandulan merupakan suatu masalah bagi setiap pasangan pria dan wanita. Pada laki-laki salah satu penyebabnya ditentukan oleh sperma yang dikeluarkan.
Kriteria semen normal adalah :
konsentrasi ≥ 20 juta / ml

motilitas sperma > 50 %
bentuk sperma yang normal > 50 %
volume > 2 ml
Pada pria faktor-faktor kemandulan terdiri atas :
1.Faktor pretestikuler
Contoh :jika hormon FSH dan LH yang merangsang testis, produksinya menurun sehingga spermatogenesis akan terganggu. Keadaan ini disebut hipogonadotropin yang menyebabkan kelainan yang disebut hipogonadism.
2.Faktor testikuler
Contoh :- testis rusak akibat trauma (terpukul).
- infeksi (mumps orchitis) bila infeksi ini mengenai kedua testis akan menyebabkan kemandulan.
3.Faktor postestikuler
Contoh : infeksi gonore yang dapat menyebabkan penyumbatan epididimis sehingga walaupun testisnya baik dan sperma tetap diproduksi, tetapi sperma tersebut tidak dapat dikeluarkan.
Kontrasepsi pria
Kontrasepsi pria saat ini pada umumnya bekerja postestikuler. Yang sudah umum dikenal hanya 2 macam, yaitu :
1.Kondom (faktor kegagalan 12 %)
2.Vasektomi (memotong dan mengikat vasa deferens)
Keadaan ini menyebabkan sperma tidak dapat keluar tetapi semen tetap ada.
Merupakan suatu kontrasepsi yang paling efektif, murah dan aman.
Pada umumnya bersifat irrevesible
Pengikatan tersebut terjadi antibodi terhadap sperma.
Pada penelitian tentang kontrasepsi terhadap pretestikuler yaitu dengan pemberian antagonis LHRS yang mempengaruhi hipofisis sehingga kadar FSH dan LH menurun, yang akan menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.
Cara lain adalah dengan pemberian hormon androgen saja. Pemberian androgen dari luar ditambah produksi hormon androgen yang biasa maka kadar androgen dalam darah akan tinggi. Hal ini akan menyebabkan mekanisme umpan balik negatif terhadap hipofisis sehingga produksi LH dan FSH menurun. Penurunan kadar FSH dan LH akan menghambat spermatogenesis.
Telah pula dilakukan percobaan dengan memberikan kombinasi hormon androgen dan progesteron. Hasil yang diperoleh adalah terjadi 60 % azoospermia pada ras Kaukasia dan 97,7 % pada orang Indonesia dalam terapi selama 21 minggu.


Kuliah Biologi Reproduksi
dr. Andy Surjanto

PERUBAHAN ALAT-ALAT REPRODUKSI DALAM MASA KEHAMILAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan organisme baru yang sifatnya sama persis dengan induknya / merupakan penggabungan sifat dari kedua induknya.
Semua makhluk hidup mampu melakukan reproduksi sehingga jumlahnya bertambah , tidak terkecuali manusia. Proses tersebut dikenal dengan reproduksi seksual. Pada reproduksi seksual dilibatkan alat reproduksi (kelamin) penghasil sel kelamin.

B. Alat-alat Reproduksi Wanita.
Alat reproduksi wanita terdiri dari alat reproduksi luar dan dalam.
a. Alat Reproduksi Luar ( Genetalia Eksterna )
Meliputi semua organ-organ yg terdapat antara os pubis, ramus inferior dan perineum ialah :

1. Mons veneris :
- bagian yg menonjol & terdiri dri jaringan lemak yg menutupi bagian depan simpisis pubis.
Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.
2. Labia mayora dan labia minora :
a. Labia Mayora
- Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dr mons veneris dan berjalan kebawah dan belakang.
- Labia mayora sinistra dan dextra bersatu disebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut : commisura posterior (frenulum)
- Homoloog dengan scrotum laki-laki.
b. Labia minora
- Terdapat di lipatan sebelah medial dari labia mayora
- Kedua lipatan tsb (dextra & sinistra) bertemu diatas (preputium clitoridis) dan dibawah (frenulum clitoridis)
3. Clitoris :
- Merupakan suatu tanggul yg erektil
- Mengandung banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah.
- Analoog dgn penis laki-laki.
4. Vestibulum :
- Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina, urethra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu:
2 muara kelenjar bartholini dan 2 muara dari kelenjar skene.
5. hymen :
Berupa lapisan yg tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus
vaginae.
6. Urethra :
Merupakan muara dari saluran kencing.
7. Beberapa kelenjar lendir ( bartholini dan skene )
Terdapat di Vestibulum.


b. Alat Reproduksi Dalam ( Genetalia Interna )

A. Vagina :
- Suatu saluran musculo membranosa yg menghubungkan uterus dgn
vulva.
- Terletak antara kandung kencing dan rectum
- Dinding depan vagina (=9 cm) lebih pendek dari dinding belakang (= 11
cm).
- Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yg berjalan circulair dan
disebut : Rugae.
- Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervix.
- Bagian cervix yg menonjol disebut portio yg dibagi mjd 4, yaitu :
Fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.

B. Uterus :
- Dalam keadaan tdk hamil terdapat dlm ruangan pelvis minor diantara
vesica urinaria dan rectum.
- Uterus merupakan alat yg berongga dan berbentuk seperti bola lampu yg
gepeng yg terdiri dari Corpus uteri dan Cervix uteri.
- Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri.
- Panjang corpus uteri ;
- Pada anak-anak : 2-3 cm
- Pada nullipara : 6-8 cm
- Pada Multipara : 8-9 cm
- Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (tuba
fallopii) dan sebelah bawah saluran leher rahim (canalis cervicalis)
- Hubungan antara cavum uteri dgn canalis cervikalis disebut Ostium Uteri
Internum ( OUI ) sedangkan muara canalis cervicalis ke dalam vagina
disebut Ostium Uteri Externum ( OUE )
- Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1. Perimetrium ( lapisan Peritoneum ) yg meliputi dinding uterus bagian
luar.
2. Myometrium ( Lapisan otot )
3. Emdometrium ( Selaput lendir ) merupakan lapisan bagian dalam dr
corpus uteri yg membatasi cavum uteri..

C. Tuba Uterina Fallopii :
- Terdapat ditepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral, mulai dari
cornu uteri kanan dan kiri.
- panjangnya lbh kurang 12 cm, diameter 3-8 mm.
- Di bagi mjd 4 bagian :
1. Pars interstitialis (intramuralis) : bagian tuba yg berjalan dlm dinding
uterus, mulai pada ostium internum tubae.
2. Pars isthmica : Bagian tuba setelah keluar dr dinding uterus, merupakan
bagian tuba yg lurus dan sempit.
3. Pars Ampularis : Bagian tuba yg paling lebar dan berbentuk S.
4. Infundibulum : Ujung dari tuba dgn umbai-umbai yg disebut Fimbrae,
lubangnya disebut Ostium Abdominale Tubae.
- Fungsi utama tuba ialah untuk membawa ovum yg dilepaskan ovarium
ke jurusan cavum uteri.

D. Ovarium :
- Ada 2, kiri dan kanan uterus, dihubungkan dgn uterus oleh ligamentum.
- Terdiri dari bagian luar ( cortex ) dan bagian dalam ( medulla )
Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial, pada medulla terdapat
pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh lympa.

E. Parametrium :
- Jaringan ikat antara kedua lembar lig. Latum disebut parametrium.
- Bagian atas yg mengandung tubae, disebut mesosalping dan bagian
kaudal yg berhub dgn uterus disebut mesometrium.


C. Kehamilan
Kehamilan adalah serangkaian proses perubahan pada jaringan atau organ tubuh seorang wanita akibat perkembangan janin didalam uterus. Periode ini dimulai dari proses pembuahan pada saluran kelamin, melekatnya embrio pd endometrium, sampai terjadinya proses kelahiran bayi.

D. Perubahan Alat-alat reproduksi Dalam masa kehamilan.

1. Uterus
- Uterus bertambah besar, dr berat semula 30 gr, mjd 1000 gr, dgn ukuran
panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
- Pembesaran ini disebabkan oleh hypertropi dr otot-otot rahim, tetapi pd
kehamilan muda terbentuk jg sel-sel otot yg baru.
- Dalam bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, krn
dinding rahim mjd tebal disebabkan pengaruh hormon oestrogen pada
otot2 rahim
- Cervix melunak disebabkan krn pembuluh darah dlm cervix bertambah
dan krn hyperplasi kelenjar-kelenjar cervix.

2. Vagina
- Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya membiru ( tanda Chadwick )
- Kekenyalan (elastisitas) vagina bertambah, artinya daya renggang
bertambah, sbg persiapan persalinan.
3. Ovarium
-Pada salah satu ovarium dpt diketemukan corpus luteum graviditatis,
tetapi setelah bulan ke IV korpus luteum ini mengisut.

4. Payudara
- meskipun payudara bukan bagian dari alat reproduksi seperti yg
dimaksud di atas, akan tetapi payudara juga mengalami perubahan pada
masa kehamilan.
- Payudara mengalami pembesaran dalam kehamilan disebabkan oleh
hypertrofi dari alveoli.
- Areola mamae melebar dan lebih tua warnanya.

TERATOLOGI (KELAINAN PADA PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO)

Dalam kehidupan di alam, tidak ada satupun makhluk yang sempurna, sering terlihat kekurangan atau cacat. Kekurangan tersebut secara umum dapat disebut sebagai kelainan, yang bila sedemikian beratnya dapat mengubah pemunculannya. Perubahan yang besar itu akan menghasilkan makhluk yang mungkin menakutkan yang orang awam menyebutnya sebagai monster.
Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan “monster” tersebut disebut dengan nama teratologi (bahasa Yunani), teratos berarti monster dan logos berarti ilmu. Dan karena kelainan tersebut lebih banyak terjadi pada masa perkembangan embrio, maka teratologi dianggap sebagai cabang atau bagian dari embriologi.
Kelainan yang kita lihat tersebut, karena proses dan masa terjadinya pada masa perkembangan, disebut pula kelainan perkembangan. Dan biasanya terlihat sejak lahir, sehingga disebut pula sebagai kelainan bawaan atau anomali kongenital ataupun malformasi kongenital.
Istilah kelainan perkembangan/bawaan tersebut merupakan pengertian umum untuk semua bentuk kelainan. Pada awalnya dimaksudkan untuk kelainan bentuk anatomi, tetapi kemudian kelainan fungsi juga dimasukkan.
Teratologi :
Cabang embriologi yang mempelajari perkembangan yang abnormal dan berakhir dengan kelainan (malformasi kongenital).Hiperdiploidi :
Trisomi yaitu jumlah kromosom lebih dari 46, dengan salah satu kromosom terdapat 3 buah (normal 2 buah, berpasangan). Penyebab yang biasa adalah pemisahan kromosom tak sama (non-disjunction) pada pembentukan gamet, sehingga ada gamet yang mempunyai kromosom 24. Bila gamet ini bertemu dengan gamet normal lainnya, akan terbentuk zigot yang mengandung 47kromosom.
Sekitar 15 % kematian neonatus disebabkan malformasi kongenital dan sekitar 6 % pada anak sampai usia 1 tahun menderita kelainan kongenital
Penyebab malformasi kongenital dapat dibedakan menjadi :
Faktor genetik (kelainan kromosom /gen mutasi)
Faktor non genetik, penyebabnya disebut teratogen.
Faktor genetik sebagai penyebab malformasi
A. Kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi:
kelainan jumlah kromosom
kelainan struktur kromosom
kelainan mosaik
B. Malformasi disebabkan mutasi gen
A.1. Kelainan Jumlah Kromosom
Dalam keadaan normal kromosom yang 46 buah dalam keadaan berpasangan yang disebut homolog. Kromosom yang 23 pasang dapat digolongkan autosom (22 pasang) dan kromosom seks (1 pasang). Pasangan kromosom seks pada wanita dan pria berbeda tetapi pasangan autosom sama.
Seorang wanita terdapat 22 pasang kromosom autosom dan XX kromosom seks. Seorang pria mempunyai 22 pasang kromosom autosom dan XY kromosom seks. Pada kelainan jumlah kromosom terjadi perubahan dari jumlah normal yang 46.
Kelainan jumlah kromosom dibagi menjadi :
Aneuploidi : yaitu berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom dari 46, yaitu :
hipodiploidi (biasanya 45)
hiperdiploidi (biasanya 47-49)
Poliploidi : yaitu perubahan jumlah kromosom yang merupakan kelipatan dari N.
Hipodiploidi :
Monosomi, yaitu jumlah kromosom berkurang satu. Pada embrio yang mengalami kekurangan satu kromosom autosom biasanya akan mati, karenanya monosomi autosom jarang sekali ditemukan pada orang hidup. Sekitar 97% embrio yang kekurangan satu kromosom seks akan mati dan sisanya 3% dapat hidup dengan Syndroma Turner atau disebut pula disgenesis ovarium.

Hiperdiploidi :
Trisomi yaitu jumlah kromosom lebih dari 46, dengan salah satu kromosom terdapat 3 buah (normal 2 buah, berpasangan). Penyebab yang biasa adalah pemisahan kromosom tak sama (non-disjunction) pada pembentukan gamet, sehingga ada gamet yang mempunyai kromosom 24. Bila gamet ini bertemu dengan gamet normal lainnya, akan terbentuk zigot yang mengandung 47kromosom.

Trisomi Autosom : bila kromosom yang ada 3 adalah autosom. Syndroma Down atau trisomi 21, dengan kromosom nomor 21 ditemukan 3 buah. Selanjutnya dikenal juga trisomi 18 atau Syndroma Edward dan trisomi 13 atau Syndroma Patau.
Dikatakan bahwa kelebihan trisomi ada hubungannya dengan usia ibu yang meningkat. Terutama pada trisomi 21, insidennya 1 dari 2000 kelahiran dari ibu kurang dari 25 tahun, tetapi insidennya menjadi 1 dari 100 kelebihan pada ibu dengan umur lebih dari 40 tahun.
Trisomi kromosom seks : bila terjadi tidak memperlihatkan kelainan fisik yang karakteristik pada waktu bayi atau anak-anak, tetapi baru diketahui setelah dewasa. Pada kelainan XXX (wanita) atau XXY (pria) dapat dibedakan berdasarkan pemeriksaan kromatin seks lengkap, yaitu kromatin X dan kromatin Y.

Tetrasomi dan pentasomi dilaporkan hanya pada kromosom seks. Baik pada wanita dengan XXXX dan XXXXX ataupun pria dengan XXXY, XXYY dan XXXXY biasanya memperlihatkan kelainan mental (mental retardasi) maupun fisik. Semakin banyak jumlah kromosom seksnya semakin parah gangguannya, tetapi kelebihan kromoson seks tidak mengubah jenis kelamin penderita.

Poliploidi
Kelainan poliploidi, sel mengandung jumlah kromosom perlipatan dari haploid (misalnya menjadi 69, 92 kromosom, dsb). Poliploidi menyebabkan abortus spontan.
A.2. Kelainan Struktur Kromosom
Kebanyakan kelainan struktur kromosom disebabkan faktor lingkungan seperti radiasi, bahan kimia, virus.
a. Translokasi
Perpindahan sebagian dari kromosom kepada kromosom lain yang tidak homolog.
Akibat translokasi tidak selalu menyebabkan kelainan perkembangan embrio, sebagai contoh translokasi kromosom 21 ke kromosom 15, maka fenotip dari penderita yang mengalami translokasi ini adalah normal. Kasus demikian ini disebut “carrier”. Lebih kurang 3%-4% pada penderita Sindroma Down ditemukan trisomi translokasi.

b. Dilesi
Apabila suatu kromosom patah, bagian yang patah ini bisa hilang, hal ini disebut dilesi. Dilesi pada lengan pendek kromosom 5 (grup B) menimbulkan sindroma cri du chat Kelainan yang diperlihatkan bila menangis suaranya lemah seperti suara kucing menangis, mikrosefali, retardasi mental berat dan kelainan jantung kongenital.

c. Kromosom cincin
Adalah tipe lain dari dilesi, yaitu kedua ujung kromosom yang berlawanan patah dan ujung-ujung yang tersisa bersatu dan membentuk cincin. Kelainan demikian pernah ditemukan pada sindroma turner (kromosom X) dan pada trisomi 18.
d. Duplikasi
Akibat ada bagian kromosom yang patah dan bagian yang patah ini menempel pada bagian lain dari kromosom, sehingga bagian kromosom yang ditempeli ini mempunyai susunan kromosom sama yang ganda. Penderita tidak memperlihatkan kelainan yang nyata karena tidak ada materi genetik yang hilang.
e. Isokromosom
Apabila pembelahan sentromer terjadi secara transversal (biasanya secara longitudinal), menghasilkan kromosom yang disebut isokromosom, kelainan banyak terjadi pada kromosom X.