Jumat, 14 Januari 2011

KEMANDULAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN PRIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELUARGA BERENCANA

Kemandulan pria :
Kemandulan merupakan suatu masalah bagi setiap pasangan pria dan wanita. Pada laki-laki salah satu penyebabnya ditentukan oleh sperma yang dikeluarkan.
Kriteria semen normal adalah :
konsentrasi ≥ 20 juta / ml

motilitas sperma > 50 %
bentuk sperma yang normal > 50 %
volume > 2 ml
Pada pria faktor-faktor kemandulan terdiri atas :
1.Faktor pretestikuler
Contoh :jika hormon FSH dan LH yang merangsang testis, produksinya menurun sehingga spermatogenesis akan terganggu. Keadaan ini disebut hipogonadotropin yang menyebabkan kelainan yang disebut hipogonadism.
2.Faktor testikuler
Contoh :- testis rusak akibat trauma (terpukul).
- infeksi (mumps orchitis) bila infeksi ini mengenai kedua testis akan menyebabkan kemandulan.
3.Faktor postestikuler
Contoh : infeksi gonore yang dapat menyebabkan penyumbatan epididimis sehingga walaupun testisnya baik dan sperma tetap diproduksi, tetapi sperma tersebut tidak dapat dikeluarkan.
Kontrasepsi pria
Kontrasepsi pria saat ini pada umumnya bekerja postestikuler. Yang sudah umum dikenal hanya 2 macam, yaitu :
1.Kondom (faktor kegagalan 12 %)
2.Vasektomi (memotong dan mengikat vasa deferens)
Keadaan ini menyebabkan sperma tidak dapat keluar tetapi semen tetap ada.
Merupakan suatu kontrasepsi yang paling efektif, murah dan aman.
Pada umumnya bersifat irrevesible
Pengikatan tersebut terjadi antibodi terhadap sperma.
Pada penelitian tentang kontrasepsi terhadap pretestikuler yaitu dengan pemberian antagonis LHRS yang mempengaruhi hipofisis sehingga kadar FSH dan LH menurun, yang akan menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.
Cara lain adalah dengan pemberian hormon androgen saja. Pemberian androgen dari luar ditambah produksi hormon androgen yang biasa maka kadar androgen dalam darah akan tinggi. Hal ini akan menyebabkan mekanisme umpan balik negatif terhadap hipofisis sehingga produksi LH dan FSH menurun. Penurunan kadar FSH dan LH akan menghambat spermatogenesis.
Telah pula dilakukan percobaan dengan memberikan kombinasi hormon androgen dan progesteron. Hasil yang diperoleh adalah terjadi 60 % azoospermia pada ras Kaukasia dan 97,7 % pada orang Indonesia dalam terapi selama 21 minggu.


Kuliah Biologi Reproduksi
dr. Andy Surjanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar